Press Release

PEMDA Fakfak Didesak Perhatikan Mahasiswa Kota Studi Jayapura dan Manokwari

Pernyataan Sikap

GERAKAN MAHASISWA FAKFAK

(GEMAFA)

 

Kota Fakfak adalah salah satu kota tertua di tanah Papua yang mana kini telah mencapai usianya yang ke 124 tahun, kota Fakfak kini berada di papua barat. Dahulu hingga kini kota ini dikenal sebagai kota perjuangan yang telah mengeluarkan manusia-manusia cerdas dan hebat. Selain itu juga dikenal sebagai kota Pala, daerah yang identik dengan adanya komoditas utama pohon pala yang dimiliki oleh masyarakat adat asli mbaham matta dan dijadikan sebagai simbol daerah sehingga dijuluki sebagai kota Pala.

Memasuki pemerintahan baru sekarang, tidak dapat dipungkiri lagi bahawa peerintah Fakfak telah gagal dalam menanggulangi masalah di berbagai sektor. Terlebih khususnya di sektor Pendidikan. Pemerintah daerah Fakfak sendiri, kini ramai dengan politik Pilkada. Mereka yang mana dalam bulan ini adalah moment yang penting bagi para calon pemimpin daerah yakni pemilihan kepala daerah atau bupati,  banyak yang dilaksanakan dalam momen ini seperti kampanye kepada masyarakat dan bahkan mengundang artis lokal maupun artis regional untuk menghibur masyarakat.Hal tersebut sebenarnya tidak harus untuk dilakukan juga kalau hanya sekedar mengambil simpati masyarakat saja dan setelah itu hasilnya tidak menguntungkan bagi masyarakat.

Kami mahasiswa/I melihat beberapa tahun belakangan ini sudah tidak ada perhatian dari pemda Fakfak khususnya untuk sektor Pendidikan mulai dari infrastrukturnya kemudian juga tidak ada perhatian serius kepada sumber daya manusia secara khusus pribumi. Selama ini kami merasa sangat dirugikan dengan mengatasi secara mandiri sukarela maupun patungan dalam menangani kerusakan infrastruktur sebagai sarana penunjang kebutuhan pendidikan. Padahal negara melalui pemerintahan dari provinsi hingga kabupaten jelas memiliki tugas dan tanggungjawab terhadap pendidikan.

Dimasa transisi daerah menjelang pilkada ini terdapat satu persoalan baru mengenai pendidikan yang dialami oleh mahasiswa/i Fakfak di Manokwari adalah masalah terkait kepemilikan tanah dengan pemilik hak ulayat setempat yang mana tak kunjung tuntas. Hingga kini korban dari kelalaian pemda fakfak adalah mahasiswa/I yang kini diusir keluar oleh pemilik tanah setempat karena tanggal jatuh tempo yang sudah ditentukan untuk segera membayar kepada pemilik hak ulayat namun tidak ada respon dari pemerintah daerah fakfak sendiri dan berujung mahasiswa/I fakfak yang berkota studi di manokwari papua barat, diusir keluar dan mengosongkan asrama mahasiswa fakfak pada senin, 11 November 2024 hingga sekarang.

Kami sebagai mahasiswa/I fakfak yang berada di Jayapura sendiri, khususnya di mess mahasiswa/I fakfak yang berada di jayapura juga merasa kecewa dengan masa kepemimpinan kepala daerah sekarang ini karena janji yang tak kunjung ditepati yang mana soal pembayaran listrik oleh pemda fakfak yang mana hal tersebut langsung diucapkan oleh Bupati Fakfak dalam hal ini bapak Untung Tamsil yang mana beliau sempat menyampaikan langsung kepada petugas PLN jayapura bahwa untuk pembayaran listrik nanti dibayar oleh pemda fakfak yang mana hal tersebut tidak terjadi hingga kini kami mahasiswa/I fakfak di jayapura khususnya di mess pemda fakfak setiap bulan kami patungan untuk membayar tagihan listrik tersebut.

Kami juga melihat kasus terkait Asrama Putra Fakfak yang berada di Distrik Abepura kampung tibatiba yang mana masalah tersebut juga mengenai permasalahan pembayaran hak ulayat tanah setempat yang di palang oleh pemilik tanah / ondo afi dari tahun 2014 hingga kini sama sekali tidak ada kejelasan dari Pemda Fakfak untuk proses penyelesaian terkait dengan asrama putra fakfak tersebut.

Selain itu, melihat keberadaan mahasiswa/i Fakfak di Sorong juga belum ada tempat tinggal atau Asrama. Hendak Pemda Fakfak sudah mendapat tempat untuk pembangunan Asrama namun sampai saat ini belum jelas dan terbuka terhadap mahasiswa/i sendiri dan juga ini menjadi kecurigaan kami terkait dana yang dipakai untuk pembangunan tersebut. Terkesan ada kepentingan dibalik proyek pembangunan asrama sehingga pelaksanaannya tertutup tanpa diketahui mahasiswa/i sendiri.

Di beberapa kota studi diluar Papua pun sama selalu mengalami masalah yg juga kompleks. Yang sering terjadi adalah tempat tinggal yang tidak ada atau belum disediakan Pemda yakni bangunan asrama. Selain itu, listrik, air bersih, permintaan rehab kembali bangunan juga tidak diindahkan Pemda. Lantas untuk mengukur keberhasilan Pendidikan dalam kinerja pemerintah kabupaten Fakfak sangatlah buruk.

Selain masalah infrastruktur, biaya untuk pendidikan dalam hal ini beasiswa, biaya tugas akhir, dan bantuan hibah juga tidak berjalan dengan baik bahkan nominal biaya rentan tidak diberikan bertepatan waktu kuliah dan tugas akhir kemudian hibah yang juga terlambat dalam proses pencairan. Lantas tidak terpakai untuk kebutuhan seperti pembayaran SPP, kebutuhan asrama atau kontrakan dan juga listrik dan air bersih. Persoalan ini bukan baru terjadi tapi sudah berulang kali.

Dengan menyikapi persoalan pendidikan ini, dengan tegas kami Gerakan Mahasiswa Fakfak (GEMAFA) menuntut bahwa;

  1. Kami meminta Presiden dan kementrian terkait untuk segera mengatasi dan bertindak dalam permasalahan pendidikan disetiap daerah di Papua, mulai dari manajemen keuangan pendidikan dan kewajiban pemerintah daerah setempat dalam pelayanan pendidikan.
  2. Pemerintah provinsi Papua Barat segera menindaklanjuti setiap persoalan pendidikan disetiap kota studi.
  3. Kami minta Presiden, Gubernur dan Bupati segera utamakan Otonomi Khusus dan pelayanan yang transparan terhadap pendidikan untuk membangun SDM Papua.
  4. Kami tegaskan kepada Pemda Fakfak untuk serius menangani permasalahan pendidikan disetiap kota studi.
  5. Kepada DPRD kabupaten Fakfak yang membidangi Pendidikan agar bekerja optimal dan bertanggung jawab, jangan hanya mengatasnamakan kepentingan rakyat lalu makan uang keringat rakyat tanpa ada kerja yang spesifik dilakukan.
  6. Dinas Pendidikan kabupaten Fakfak harus terbuka dan mengutamakan sumber daya manusia (orang asli) dalam menangani biaya pendidikan berdasarkan Otonomi Khusus
  7. Hentikan kapitalisasi pendidikan terhadap kami mahasiswa/i Papua.

 

Jayapura, 16 November 2024

Gerakan Mahasiswa Fakfak

(GEMAFA)

Kontak:

  1. Manase Ndandarmana (Kordinator)

2. Elias Hindom

 

.

Baca Juga

Masyarakat Indonesia di Jerman Tolak Pengesahan UU TNI

Redaksi Kalawai

Peringati Hari Masyarakat Adat AMPERA PS Mendesak Hentikan Semua Investasi Besar di Merauke

Redaksi Kalawai

GPRP Gelar Aksi di Fakfak: Bangsa Papua Juga Pu HAM

Redaksi Kalawai

Leave a Comment